• Pedoman Media Siber
  • Kode Etik
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Iklan
  • Karir
  • Media Partner
Galamedia.id
  • Daerah
  • Nasional
  • Mancanegara
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Fashion
    • Sport
    • Wisata
    • Kuliner
  • Lainnya
    • Opini
    • Advertorial
  • Sosial
  • Daerah
  • Nasional
  • Mancanegara
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Fashion
    • Sport
    • Wisata
    • Kuliner
  • Lainnya
    • Opini
    • Advertorial
  • Sosial
No Result
View All Result
Galamedia.id

Gelaran PON: Ajang Persatuan Bukan Perpecahan

Redaksi by Redaksi
September 17, 2024
in Opini
7
Gelaran PON: Ajang Persatuan Bukan Perpecahan

Oleh: Dr. Dian Permana, S.Pd., M.Pd., AIFO.

Program Doctoral Sekolah Pascasarjana UPI

Seyogyanya , gelaran akbar tahunan Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan ajang nasional dalam mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Namun demikian baru-baru ini kita dihebohkan dengan kabar tidak sedap terkait adanya indikasi kurang sehatnya penyelenggaraan PON XX1 Aceh-Sumut 2024. Kontroversi hasil pertandingan pada cabang olahraga sepakbola dan tinju mendapat perhatian besar dari masyarakat Indonesia yang menyulut perdebatan tidak sehat di berbagai media, terutama media sosial. Hal ini memiliki dampak negative dan berpotensi memecah-belah persatuan bangsa yang justru berkebalikan dengan landasan historis awal mula diadakannya agenda tersebut.

Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia merupakan ruh yang melatarbelakangi awal mula penyelenggaraan PON pertama tahun 1948 di Solo. Saat itu, Indonesia yang baru Memproklamirkan Kemerdekaan mendapat penolakan mengikuti Olimpiade. Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat kedaulatan Republik Indonesia belum diakui secara penuh oleh bangsa-bangsa di dunia. Maka dari itu, Presiden Soekarno menjadikan PON sebagai event yang sangat penting dalam mengokohkan eksistensi dan “unjuk gigi” atas kedaulatannya di mata dunia internasional. Memperhatikan hal tersebut, jangan sampai karena ingin meraih medali dan juara, sehingga melabrak dan mencederai nilai-nilai dan ruh penyelenggaraan PON.

Guru Besar Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. H. Amung Ma’mun, M.Pd. (2019) mengungkapkan bahwa pada era kepemimpinan Presiden Soekarno  kebijakan Pembangunan olahraga nasional selaras dengan visi “Nation and Character Building”, yakni olahraga dijadikan sebagai instrumen dalam membangun negara dan karakter bangsa. Hal ini sejalan dengan pernyataan United Nations (2003) bahwa terdapat nilai-nilai yang dapat diperoleh melalui olahraga, yang mencakup: kerjasama (cooperation), komunikasi (communication), menghormati peraturan (respect for the rules), mampu memecahkan pemasalahan (problem-solving), saling memahami (understanding), membangun jaringan (connection with others), jika kepemimpinan (leadership), mengormati orang lain (respect for others), usaha sungguh-sungguh (value of effort), cara meraih kemenangan (how to win), cara menghadapi kekalahan (how to lose), strategi memenej kompetisi (how to manage competition), keadilan (fairplay), saling membagi (sharing), harga diri (self-esteem), kepercayaan (trust), kejujuran (honesty), menghormati diri (self-respect), sikap toleran (tolerance), ketekunan dan kesenangan (resilience), bekerjasama dalam tim (team-work), kedisiplinan (discipline) dan kepercayaan diri (confident).

Olahraga yang merupakan sumber potensial paling penting untuk meningkatkan dan mempercepat upaya pembangunan bangsa (Millenium Development Goals (MDGs). Keunikan olahraga menjadikannya komponen yang berharga dari pendekatan holistik yang lebih luas dalam mencapai delapan tolok ukur MDGs dengan target yang bertujuan: (1) Mengentaskan kekurangan pangan yang sangat parah, (2) Meraih pendidikan mendasar menyeluruh, (3) Mesosialiasikan persamaan jender dan pemberdayaan kaum wanita, (4) Menurunkan resiko kematian anak-anak, (5) Memperhatikan kondisi kesehatan ibu, (6) Mencegah dan menanggulaingi HIV–AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, (7) Memastikan kondisi lingkungan yang tetap lestari dan (8) Menumbuhkembangkan kerjasama dalam pembangunan.

Paparan gamblang di atas, baik secara historis maupun teoretis terkait penyelenggaraan kompetisi olahraga dalam hal ini PON XX1 Aceh-Sumut sepantutnya memberikan pemahaman mendalam dan menyadarkan segenap pihak. Baik pihak yang terlibat langsung dalam PON (Pemerintah, Panitia Penyelenggara, Wasit, Officiall, Atlet, Pendukung) maupun masyarakat indonesia yang tidak terlibat secara langsung, supaya mngamalkan nilai-nilai Pancasila Sila ke-3 Persatuan Indonesia, dibandingkan dengan provinsialisme, sikap egois menang sendiri dan merasa paling benar dan berhak atas hasil yang diraih.

Beberapa kontroversi yang terjadi pada penyelenggaraan PON kali ini, harus diselesaikan dengan cara musyawarah, dengan menjungjung tinggi nilai-nilai kerjasama (cooperation), komunikasi (communication), menghormati peraturan (respect for the rules), saling memahami (understanding), membangun persatuan (connection with others), saling menghormati (respect for others), bagaimana meraih kemenangan (how to win), cara menghadapi kekalahan (how to lose), keadilan (fairplay), saling berbagi (sharing), kejujuran (honesty), sikap toleran (tolerance). Sehingga menghasilkan penyelesaian akhir yang tepat dan bijak untuk semua pihak, agar kesatuan dan persatuan bangsa tetap kokoh sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur dari para pendiri bangsa. Semangat berkompetisi tanpa saling menyakiti, semangat berjuang untuk menang tanpa saling berperang uang. Salam olahraga!.

Previous Post

Visi Misi Cakep Mengusung Program Aman

Next Post

Menghadapi Rintangan, Menggapai Takdir

Next Post
Menghadapi Rintangan, Menggapai Takdir

Menghadapi Rintangan, Menggapai Takdir

Comments 7

  1. Widia salasa kurniawati says:
    9 bulan ago

    Gelaran PON : ajang persatuan bukan perpecahan

    Adanya indikasi kurang sehat penyelenggaraan PON Aceh-sumut yang menimbulkan kontroversi pada cabang olahraga sepakbola dan tinju yang mendapatkan perhatian dari masyarakat yang dapat menimbulkan dampak negatif dan berpotensi memecah belah persatuan bangsa

    Balas
  2. Dhea leonard says:
    9 bulan ago

    Menurut pendapat saya:
    Mengenai artikel di atas ini, kontroversi yang sudah terjadi di atas di sebabkan oleh ketidak adilan wasit. Wasit itu sebagai penengah, jadi tidak boleh memihak tim manapun, meskipun wasit tersebut tuan rumah.
    Hal ini dapat merugikan pihak lain dalam bertanding,kita tahu di dalam suatu pertandingan kalah menang sudah menjadi hal yang lumrah tetapi wasit harus tetap sportif dalam menengahi pertandingan.
    Jika memang setiap pertandingan atau Olimpiade tuan rumah selalu di untung kan, namun berbeda dengan kontroversi PON XXI aceh-sumut 2024 tersebut wasit sangat jelas bersikap kontras terhadap pendatang

    Sekian pendapat dari saya
    Terimakasih🙏🏻

    Balas
  3. Dian says:
    9 bulan ago

    Masih banyak PR penyelenggaraan dan pembinaan prestasi olahraga Indonesia

    Balas
  4. Lina marlina says:
    9 bulan ago

    Nama : Lina marlina Nim : 2388004 menurut saya penyelenggaraan PON XXI Bertujuan untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa ,sedangkan malah terjadi konflik di salah satu cabang olahraga yang menjadi kontropersi karna adanya media sosial yang meliput dan menjadi perbincangan hangat yang berdampak negatif dapat memecah belah bangsa ,harusnya ajang PON itu ajang untuk semangat berpotensi tanpa saling menyakiti ,
    penyelenggaraan PON XXI Aceh -Sumutpatut menyadarkan segenap pihak baik pihak yang terlibat langsung dalam PON ( Pemerintah ,pamitia penyelenggara ,wasit ,oficial atlet dan pendukung ) mohon supaya lebih di tingkatkan lagi kinerjanya ,begitulah sekiranya pendapat dari saya melalui artikel yang di sampaikan oleh bapa Dr. Dian Permana M.pd

    Balas
  5. Joko Adisapoetro Az-zahrah says:
    9 bulan ago

    Nama : Joko Adisapoetro Az-zahrah
    Prodi / semester : Penjas / 3
    Nim : 2385001
    Pendapat : Tujuan penyelenggaraan PON itu salah satunya memberi ruang bagi para atlet untuk mengembangkan bakat yang di milikinya supaya bisa dilihat oleh negara lain dan menjadi eksis dalam dunia olahraga, seperti penyelenggaraan pertama PON di solo tahun 1948. Selain itu, penyelenggaraan PON juga harus siap dalam segala hal baik itu sarana dan prasarana, seperti yang kita tahu, PON 2024 ini seperti yang tidak siap untuk menyelenggarakan nya, mulai dari makanan atlet yang kurang sehat, akses jalan menuju venue yang rusak, dan yang baru-baru ini terjadi atlet sepakbola sulteng memukul wasit karena di indikasi wasit memihak sebelah kepada lawan. Ini benar-benar harus di evaluasi dari segi kesiapan dan perangkat pertandingan dalam cabor manapun. Agar kedepannya penyelenggaraan PON dapat berjalan sesuai aturan dan memenuhi standar sebagai tuan rumah.

    Balas
  6. Jenab pira poya says:
    9 bulan ago

    Nama:jenab pira poya
    Prodi/semester :penjas/3
    Nim :2385013
    Pendapat :pandangan saya sebagai mahasiswa ikut merasakan kecewa dengan kejadian yang telah menimpa para atlet kita dalam pon aceh-Sumut 2024 ini sungguh sangat memprihatinkan baik dalam hal baik sarana maupun prasana ,apalagi menyangkut “Nation and Character Building”, yakni olahraga dijadikan sebagai instrumen dalam membangun negara dan karakter bangsa. Hal ini sejalan dengan pernyataan United Nations (2003) bahwa terdapat nilai-nilai yang dapat diperoleh melalui olahraga.
    karena dilihat dari segi cita cita indonesia sendiri yaitu ingin menjadikan “INDONESIA EMAS” tentu harus lebih bersungguh sungguh dalam menyelenggarakan hal apapun terutama ajang olahraga tingkat nasional yang kemudian berorientasi untuk menunjukkan potensi potensi bangsa indonesia sendiri di ajang yang lebih bergengsi dunia seperti olimpiade.
    Dan untuk even berikutnya dimohon untuk seluruh jajaran panitia dipersiapkan dengan lebih matang lagi baik dari sarana dan prasarana maupun fisik dan mental.

    Balas
  7. Jopanka Nabila Cahaya says:
    9 bulan ago

    Kontroversi seputar PON 2024 mencerminkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan acara besar ini. Beberapa isu yang muncul, seperti transparansi anggaran, kesiapan infrastruktur, dan partisipasi atlet, menjadi sorotan publik. Banyak yang khawatir akan dampak sosial dan ekonomi, serta potensi penyalahgunaan sumber daya.

    Dari sisi positif, PON juga menjadi kesempatan untuk memperkuat kebanggaan nasional dan meningkatkan perhatian terhadap olahraga. Namun, penting untuk memastikan bahwa semua aspek penyelenggaraan berjalan dengan baik dan akuntabel, sehingga acara ini benar-benar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Diskusi terbuka dan kolaborasi antar pihak terkait sangat diperlukan untuk mengatasi kontroversi ini dan memastikan kesuksesan PON 2024.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Bupati Fadhil Arif Serahkan Se-Ekor Sapi Qurban ke Masjid Jami’ Baiturrahim Pasar Terusan
  • Bupati Fadhil Arief Bersama Keluarga Sholat Idul Adha di Masjid Miftahul Huda
  • Bupati Batang Hari Serahkan 14 Unit Alsintan Crawler kepada Kelompok Tani dalam Temu Teknis Petani 2025
  • Peringati Harlah Pancasila, Jasa Raharja Teguhkan Komitmen pada Nilai-Nilai Pancasila dalam Pelayanan kepada Masyarakat
  • Jasa Raharja Cabang Muara Bungo Gencarkan Edukasi Keselamatan Lalu Lintas di SMKN 2 Tebo
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Iklan
  • Karir
  • Media Partner

© 2021 Channel Berita 24 | Developed by: Websiteku.co.id

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Mancanegara
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Fashion
    • Sport
    • Wisata
    • Kuliner
  • Lainnya
    • Opini
    • Advertorial

© 2021 Channel Berita 24 | Developed by: Websiteku.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist