SAROLANGUN Galamedia.id – Data Stunting di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2025 mengalami kenaikan sebesar 692 balita stunting dibandingkan tahun 2024 yaitu sebesar 558 kasus balita stunting.
Hal ini dikatakan Kadis Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Sarolangun Jupri, dalam laporannya pada kegiatan Rakor Persiapan Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Sarolangun, Selasa, 03 Juni 2025, di ruang Pola Bappeda Sarolangun
Dikatakan Jupri, data stunting di Provinsi Jambi saat ini saat ini mengalami kenaikan dan Kabupaten Sarolangun juga mengalami kenaikan tapi angkanya Kabupaten Sarolangun masih di level terendah dari kabupaten kota yang ada di Provinsi Jambi.
“Data stunting di Kabupaten Sarolangun tahun 2025 ini sebanyak 692 orang, yang sebelumnya pada tahun 2024 sebanyak 554 orang anak,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Jupri juga menyampaikan bahwa SK TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) telah ditandatangani Bupati Sarolangun H Hurmin Kabupaten Sarolangun. Hal ini juga merupakan program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Hurmin Gerry Trisatwika.
“Ini merupakan bukti kepemimpinan beliau (Bupati dan Wakil Bupati) terhadap penanganan stunting di Kabupaten Sarolangun,” tambahnya.
Sementara itu, kenaikan angka stunting di Sarolangun ini tak ditampik oleh Bupati Sarolangun H Hurmin. Menurutnya berdasarkan rilis dan hasil survey Status Gizi Indonesia tahun 2024, angka stunting di Kabupaten Sarolangun mengalami kenaikan dari 4,8 persen menjadi 6,6 persen atau terjadi kenaikan sebesar 1,8 persen.
“Walaupun mengalami kenaikan tetapi secara umum seluruh kabupaten kota di Jambi mengalami kenaikan, dan kita bersyukur Kabupaten Sarolangun berada pada urutan pertama se provinsi Jambi terkait capaian persentase prevalensi terendah,” ujarnya.
Sementara dari data kasus stunting bersumber dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan isu Berbasis Masyarakat, tambahnya, pada tahun 2023 terdapat 406 balita stunting. Kemudian pada tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi 558 balita stunting, dan pada tahun 2025 periode Februari 2025 mengalami kenaikan menjadi 692 balita stunting.
“Hal ini menunjukkan perlunya komitmen bersama seluruh pihak stakeholder untuk melakukan kegiatan yang nyata setiap kelompok sasaran agar prevalensi stunting di Kabupaten Sarolangun menjadi lebih baik,” harapnya.
(SJD)